More than 28 years in the making, EgoPo presents the world-premiere re-telling of the ancient Hindu epic in collaboration with two of Indonesia’s vanguards in the performing arts. This performance will take place in The Navy Yard, under a giant open-air tent. The staging integrates the puppetry, dance, theater and music expertise of the three companies to tell one of the world’s oldest stories about the unbreakable power of the human spirit. Performances will be surrounded by Rama’s Fest, a week-long celebration of Indonesian food and culture.
EgoPo has been training and collaborating with Javanese theatre and dance companies since 1996. In 1997, our first exploration of the Ramayana opened with a workshop production at the National Cultural Center in Surakarta (Solo, Java) following a year-long residency. Our organization has held long-term residencies with artistic and cultural exchanges at its root.
Through collaboration with Papermoon Puppet Theatre and Kalanari Movement Theatre, EgoPo brought American actors to Indonesia to train with multidisciplinary artists for 5-weeks in July 2023. Most recently, this in-process work had a showing at Padepokan Seni Bagong Kussudiardja (Yogya, Java). The Ramayana stands as the most ambitious work EgoPo has done to date with this project reaching fruition in Philadelphia in June 2024.
The sharing of the Ramayana tradition with American audiences, many of whom have yet to see or read it, is an act of conscious gift-giving by our artistic team and an invitation to view the world from a new perspective of radical kindness.
Read more about Ramayana here.
Laporan kepada Akademi
Pertunjukan oleh Ibed S. Yuga dan Kalanari Theatre Movement
berdasarkan cerita Franz Kafka, “Ein Bericht für eine Akademie”,
dalam rangka peringatan 100 tahun wafatnya Franz Kafka.
Rabu-Kamis, 1-2 Mei 2024
19:30 WIB
Teater Salihara
Tiket:
Rp75.000 (umum)
Rp50.000 (pelajar)
DRESS CODE PENONTON: Berpakaianlah seakan-akan Anda adalah seorang akademisi.
Setelah premier di Jogja National Museum pada akhir 2023, Laporan kepada Akademi akan digelar di Komunitas Salihara, Jakarta. Dengan berangkat dari cerita “Ein Bericht für eine Akademie” karya Franz Kafka, Laporan kepada Akademi merupakan sebuah percobaan untuk mengungkap dan menyandingkan beberapa riwayat “pemberadaban” binatang/manusia—yang dalam konteks Indonesia bisa dibaca sebagai “pemberadaban/pemanusiaan manusia Indonesia”. Melalui skeneri perjamuan, modus “pemberadaban/pemanusiaan” beserta isu kesetaraan dan tegangan bahasa dimain-mainkan dengan mengajak penonton untuk berpura-pura/memainkan peran sebagai akademisi. Secara simultan, cerita karya Kafka disampaikan oleh seorang aktor wicara dan seorang aktor Tuli.Konseptor & Sutradara: Ibed S. Yuga | Aktor: Andika Ananda, Arief Wicaksono | Penutur Riwayat: Falentina Bengan Ola | Aktor Pendukung: Kurnelia Sukmawati Ramadhani, Dhani Brain | Penata Skeneri: Kristanto | Penata Cahaya: Dwi Novianto | Penata Bunyi: Hengga Tiyasa | Manajer Produksi: Dina Triastuti | Manajer Panggung: Anthonius Febrinawan Prestianto | Tim Artistik: Muhammad Teguh Abdillah, Fahrudin, Riyanto | Tim Produksi: Gandez Imroatus Sholihah, Rosalia Novia Ariswari
Laporan kepada Akademi
Pertunjukan oleh Ibed S. Yuga dan Kalanari Theatre Movement
berdasarkan cerita Franz Kafka, “Ein Bericht für eine Akademie”
PREMIER
Sabtu, 2 Desember 2023, 19.30 WIB
Pendopo Ajiyasa, JNM Bloc, Jl. Prof. DR. Ki Amri Yahya No.1 Yogyakarta
DRESS CODE PENONTON: Berpakaianlah seakan-akan Anda adalah seorang akademisi.
Dengan berangkat dari cerita “Ein Bericht für eine Akademie” karya Franz Kafka, Laporan kepada Akademi merupakan sebuah percobaan untuk mengungkap dan menyandingkan beberapa riwayat “pemberadaban” binatang/manusia—yang dalam konteks Indonesia bisa dibaca sebagai “pemberadaban/pemanusiaan manusia Indonesia”. Melalui skeneri perjamuan, modus “pemberadaban/pemanusiaan” beserta isu kesetaraan dan tegangan bahasa dimain-mainkan dengan mengajak penonton untuk berpura-pura/memainkan peran sebagai akademisi.
Pertunjukan ini merupakan proyek Goethe-Institut Indonesien dan Kalanari Theatre Movement dalam rangka peringatan 100 tahun wafatnya Franz Kafka.
Konseptor & Sutradara: Ibed S. Yuga | Aktor: Andika Ananda, Kurnelia Sukmawati Ramadhani | Penutur Riwayat: Arief Wicaksono, Falentina Bengan Ola | Penata Skeneri: Kristanto | Penata Cahaya: Dwi Novianto | Penata Bunyi: Gede Yogi Sukawiadnyana | Manajer Produksi: Dina Triastuti | Manajer Panggung: Ciu Kristanto | Tim Artistik: Rosalia Novia Ariswari, Dhani Brain, Fahrudin, Adetya, Bowo, Teguh | Tim Produksi: Gandez Imroatus Sholihah, Aditta Deamastho, Ni Putu Aristadewi, Fredy Hendra Istiawan
and Kalanari Theatre Movement (INA) presents
Presentation of a Work in Progress
Ramayana
Saturday, August 5th 2023
19.30-21.00
at Padepokan Bagong Kussudiardja
Bantul, Yogyakarta
The presentation will be followed with a discussion in English.
FREE ADMISSION
Reservation via Whatsapp: 08816714577
EgoPo Classic Theater from Philadelphia with Jogja’s Papermoon Puppet Theater and Kalanari Theatre Movement are creating a retelling of The Ramayana outdoors to be performed in Philadelphia in the Summer of 2024. The staging integrates the puppetry, dance, music and theater practices of the three companies, utilizing performative traditions from their respective cultures expressed through contemporary forms. The ancient tale’s message of radical kindness and the profound respect for all lives is critical at this moment in human history. Instead of fearing difference, perhaps we can focus on the common thread that binds us together while celebrating our differences as a source of strength. This presentation will show parts of the work created during a month-long development process.Funded by the Pew Center of Arts and Heritage
Hal-19: Wajah Pecah Sejarah Indonesia Modern
Stage Jurusan Teater ISI Yogyakarta
17, 18, 19 September 2022
Setiap pukul 16.19 & 19.19 WIB
Tiket Rp19.190
Kuota penonton 19 orang per pertunjukan
Tidak tersedia tiket on the spot
hal
1. n keadaan; peristiwa; kejadian
2. n perkara, urusan, soal; masalah
3. n sebab
4. n tentang; mengenai
hal.
n sing halaman (buku)
Covid-19
n akr coronavirus disease 2019 (penyakit koronavirus 2019)
Hal-19: Wajah Pecah Sejarah Indonesia Modern mencoba memeristiwakan teks hasil fiksionalisasi—melalui modus hipertaut, penyamaran, pemiuhan, dan imajinasi—terhadap narasi-narasi yang terdapat di halaman 19 buku Sejarah Indonesia Modern: 1200–2008 karya M.C. Ricklefs (Jakarta: Serambi, 2008). Pertunjukan ini merupakan seri ketiga dari Hal-19, sebuah formula yang dirancang Kalanari Theatre Movement untuk membaca dan memeristiwakan halaman 19 dari buku-buku tentang Indonesia melalui berbagai modus dan eksperimen.
Mengapa 19? Ya, komposisi ini datang dari simbol masa yang masih menjadi keseharian kita kini: Covid-19. Komposisi angka ini hanya simbol sekuens (dari sekuens tahun 2019) yang bisa jadi tanpa signifikansi. Namun, ada sistem yang beroperasi di dalamnya, yang hanya bisa kita pahami secara fragmentatif: pecahan-pecahan tak utuh. Dalam pertunjukan seri ketiga yang berdurasi pendek ini, penonton diajak mengalami peristiwa melalui cermin, dengan harapan bisa mempertimbangkan (kembali) makna jarak dan ke-langsung-an, baik pada masa pandemi maupun dalam narasi sejarah Indonesia (yang telah difiksionalisasi dalam pertunjukan).
Ketentuan Penonton
1. Kuota 19 orang per pertunjukan.
2. Berusia 19 tahun ke atas.
3. Bisa berbahasa Indonesia.
4. Membawa satu buku bacaan favorit berbahasa Indonesia saat menonton.
5. Memesan tiket melalui WA 0822-1400-2019 (tidak tersedia tiket on the spot).
Pelaku: Gandez Imroatus Sholihah, Mailani Sumelang, Rosalia Novia Ariswari | Penata Cahaya: Dwi Novianto | Penata Skeneri: Kristanto | Penata Bunyi: Gede Yogi Sukawiadnyana | Penata Rias: Puti Ilalang Sunyi | Manajer Panggung: Berti Galang DF. | Pemimpin Produksi: Dina Triastuti | Pelaksana Produksi: Aditta Deamastho, Putu Aristadewi | Sutradara & Penulis Teks: Ibed S. Yuga
Didukung oleh:
Kalabuku
Jurusan Teater ISI Yogyakarta
Jaringacara